Rabu, 26 Desember 2012

Konsep 5 pola Pikiran Untuk Masadepan

Judul Buku: Five Minds For The Future (Lima Jenis Pikiran Yang Penting Untuk Masa Depan)
Pengarang: Howard Gardner
Hak Cipta Penerjemah: PT Gramedia Pustaka Utama
Jakarta 2007
halaman 158-162

1. Pikran Terdisiplin
    Menggunakan Cara-cara Berfikir yang berkaitan dengan disiplin akademis utama (sejarah, matematika,   sains, seni, dan sebagainya.) dan berbagai profesi utama (hukum, kedokteran, manajemen, keuangan, dan lain-lain serta seni dan keterampilan); mampu mengerahkan diri dengan rajin, melakukan perbaikan terus-menerus, dan melanjutkan pendidikan hingga melampoui pendidikan formal

Contoh (Pendidikan Formal) : Menguasai sejarah, Matematik, Sains, dan subjek-subjek penting lainnya; menyelesaikan pelatihan profesional
Contoh (Tempat Kerja) : Melanjutkan Penguasaan peran profesional atau pekerjaan, mencakup penguasaan ketajaman disipliner atau antar disipliner tambahan
Priode Pengembangan : Dimulai masa remaja; berlanjut sebagai pembelajaran seumur hidup.
Bentuk-bentuk palsu : Mengakui kepakaran tanpa pelatihan satu dekade atau lebih; mengakui secara kakuberbagai prosedur tanpa tujuan dan batasan disiplin dan bidang-bidang di mana pemikiran harus fleksibel dan kepatutan umum tidak sesuai; memalsukan persiapan atau penampilan.

2. Pikiran Menyintesis
    Memilih informasi krusial dari kelimpahan yang tersedia; merangkai informasi itu sedemikian rupa sehingga mudah dimengerti diri sendiri atau orang lain

Contoh (Pendidikan Formal) : Mengerjakan befbagai tugas dan ujian di sekolah dengan mengorganisasi materi sedemikian rupa sehingga bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain (terutama bagi sang penilai)
Contoh (Tempat Kerja) mengenali informasi/keterampilan baru yang penting dan kemudian menggabungkannya dengan pengetahuan dan keteramilan profesional yang sudah dimiliki.
Priode Pengembangan : Dimulai pada masa kanak-kanak. dalam situasi yang terbaik; dilakukan secara lebih cermat dari waktu ke waktu; berlangsung tanpa henti seiring pertambahan pengetahuan baru yang perlu dicerna dan diorganisasi.
Bentuk-bentuk Palsu : Memilih materi yang tidak terorganisasi; menawarkan perpaduan yang tidak bisa dipertanggungjawabkan ketika diteliti, baik oleh diri sendiri maupun orang lain yang berpengetahuan; metode pengorganisasian yang tidak tepat; tidak punya sikap organisasi; intisari yang menampilkan "pengumpulan" berlebih atau "perpecahan" yang terlalu mendetail.

3. Pikiran Mencipta
    Keluar dari pengetahuan dan sintesis guna mengajukan pertanyaan baru, menawarkan solusi baru, menghasilkan karya yang melebarkan jangkauan aliran yang ada atau merancang aliran baru; penciptaan didasarkan atas disiplin yang mapan dan menuntut adanya "lapangan" yang terinformasi sehingga bisa menilai mutu dan keberterimaan.

Contoh (Pendidikan Formal) : Keluar dari tuntutan sekolah guna mengajukkan pertanyaan baru; merancang produk dan proyek sekolah yang tak terduga tetapi sesuai.
Contoh (Tempat Kerja) : Berfikir diluar kotak dengan mengajukkan saran untuk menjalankan praktik dan produk baru, menjelaskannya, mencari dukungan dan persetujuan; bagi pemimpin, merancang dan mngejar visi baru.
Priode Pengembangan : Kepribadian yang kuat mulai berkembang pada usia dini hal tersebut merupakan pengajuan tantangan yang berpengetahuan terhadap ketradisionalan dilakukan setelah menguasai, setidaknya sebagian, pemikiran terdisiplin dan menyintesis.
Bentuk-bentuk Palsu : Menawarkan inovasi yang sebetulnya hanyalah variasi dari pengetahuan yang sudah lama ada atau pergeseran tajam yang mungkin baru tapi belum diterima oleh lapangan pengetahuan yang bersangkutan.

4. Pikiran Merespek
    Memberikan tanggapan yang bersimpati dan konstruktif terhadap bebagai perbedaan antara individu dan antara kelompok; berupaya memahami dan bekerja sama dengan orang-orang yang berbeda; menjangkau lebih dari sekedar toleransi dan ketepatan politik.

Contoh (Pendidikan formal) : Berupaya memahami dan bekerja sama secara efektif dengan teman, guru, dan staf, tidak soal apa latar belakang dan sudut pandang mereka.
Contoh (Tempat Kerja) : Bekerja sama secara Efektif dengan teman, penyelia, Pegawai, tidak ada masalah tentang latar belakang dan setatus mereka; mengembangkan kemampuan memaafkan.
Priode Pengembangan : Lingkungan yang mendukung harus tersedia sejak lahir; disekolah, pekerjaan, dan media, para panutan (yang positif dan yang negatif) krusial.
Bentuk-bentuk palsu : sekedar memperlihatkan toleransi, tanpa ada upaya untuk memahami atau bekerja sama secara lancar dengan orang lain; menghormati orang yang wewenang dan setatusnya lebih tinggi tapi mengecam, merendahkan, mencemooh, atau mengabaikan orang-orang yang wewenangnya lebih rendah; menyamarkan seluruh anggota kelompok, tanpa mencermati mutu individu tertentu.

5. Pikiran Etis
    Mengonsep corak-corak krusial dari peran seseorang ditempat kerja dan peran seseorang sebagai warga dan bertindak konsisten dengan apa yang dikonsepkan itu; berupaya menjalankan pekerjaan yang baik dan kewargaan yang baik.

Contoh (Pendidikan Formal) : mencerminkan peran sebagai siswa atau sebagai profesional masa depan dan berupaya memenuhi peran itu secara tepat dan bertanggung jawab.
Contoh (tempat kerja) : mengetahui nilai-nilai inti dari profesi yang dijalankan dan berupaya memelihara nilai-nilai itu serta mewariskannya, bahkan jika terjadi peruahan yang cepat dan tak terduga; dengan kematangan, menjalankan peran sebagai orang yang dipercaya untuk mengurus suatu wilayah dan bersedia untuk berbicara meskipun mengalami kerugian pribadi; mengenali tanggung jawab sebagai warga suatu komunitas, wilayah, negara, dan dunia, dan menjalankan semua tanggung jawab tersebut.
Priode Pengembangan : Menunggu sampai tiba waktunya ketika sang individu bisa berfikir secara konseptual, abstrak, tentang peran seorang pekerja dan seorang warga; bertindak etis menandakan kekuatan karakter; mungkin membutuhkan hubungan suportif secara horizontal dan vertikal, serta pembiakan berkala.
Bentuk-bentuk Palsu : Menyuarakan pekerjaan yang baik dan bertanggung jawab tetapi tidak memperlihatkan hal itu lewat tindakan sendiri; memperaktikan etika dalam arena yang kecil tapi bertindak tanpa tanggung jawab dalam bidang yang lebih besar (atau sebaliknya); mengompromikan kepatutan dalam jangka pendek atau panjang.

Senin, 10 Desember 2012

Struktur Ruang Menurut teori Relativitas Umum

Kutipan Langsung Bab 32 Hal 137-138 dari Buku "Relativitas teori Khusus dan Umum" Albert Enstein Penerjemah Liek Wilardjo
Enstein,Albert.Relativitas:Teori Khusus dan Umum.Jakarta:KPG (Kepustakaan Populer Gramedia)


Menurut teori relativitas umum, sifat-sifat geometri ruang tidaklah bebas, melainkan ditentukan oleh materi. Jadi kita hanya dapat menarik kesimpulan tentang bangunan geometris jagad raya jika kita mendasarkan ketimbangan kita pada keadaan materi sebagai sesuatu yang diketahui kita tau dari pengalaman bahwa, untuk suatu sistem koordinat yang dipilih dengan tempat kecepatan bintang-bintang adalah benda dibandingkan dengan kecepatan cahaya. Dengan demikian sebagai suatu penghampiran kasar sampailah kita kesimpulan mengenai akibat jagad raya sebagai suatu keseluruhan, jika kita memperlakukan materi sebagai dalam keadaan rehat.

Kita sudah tahu bahwa prilaku batang ukur dan jam dipengaruhi oleh medan gravitasi. Hal ini sudah cukup untuk menyingkirkan kemungkinan kesahihan yang akurat dari geometri Euklidisan Jagad raya kita. Tetapi tidak mustahil bahwa jagad raya hanya berbeda sedikit sekali dari jagad raya euklidisan dan ini menjadi lebih besar probabilitasnya karena perhitungan-perhitungan menunjukkan bahwa ukuran kelengkungan ruang sekeliling hanya terpengaruh teramat sangat sedikit sekali oleh massa yang ukurannya bahkan sebesar matahari kita. Dapat kita bayangkan bahwa, sejauh menyangkut geometrinya, Jagad raya kita berprilaku serupa dengan permukaan yang lengkungannya tidak teratur dibagian-bagiannya sendiri, tetapi dimanapun tidak ada yang menyimpan cukup jauh dari suatu bidang datar: semacam permukaan danau yang beriak-riak. Jagad raya semacam itu patut disebut jagad raya Kuasi-Euklidisan. dipandang dari ruangnnya, jagad raya ini tidak berhingga besar. tetapi perhitungan menunjukkan bahwa dalam jagad raya Euklidisan kerapatan materinya niscaya akan Nol. Maka Jagad raya semacam itu tidak mungkin bisa dihuni materi dimana-mana; itu memberikan kita gambaran yang tidak memuaskan, yang kita lukiskan dalam bab 30

Jika dalam jagad raya itu kerapatan rata-rata materinya harus berbeda dengan nol, betapa kecilnya pun perbedaan itu, maka jagad raya itu tidak mungkin kuasi-Euklidisan. sebaliknya, perhitungan memberikan indikasi bahwa jika materi terdistribusi secara seragam, jagad raya niscaya berbentuk bola (atau elips). Karena dalam kenyataannya rinci materi tidak seragam, jagat raya yang sejati akan menyimpan dari berbentuk bola dibagian-bagiannya yang terpisah sendiri-sendiri, jadi jagad raya akan berbentuk kuasi-sferis. Tetapi ia niscaya harus berhingga. senyatanya, teori relativitas umum memberikan suatu hubungan dimana nilai kuadrat dari radius Jagad raya sama dengan berbading terbalik dari kerapatan materi serta ketetapan gravitasi Newton dimana keduanya bernilai 108x10^37 dlm cgs

Rabu, 21 November 2012

Keterampilan-Keterampilan Komunikasi

Dikutip dari buku "Psikologi Konseling" Prof.DR.H.Mohamad Surya
yang dijelaskan oleh Husni Amin

1. Keterampilan Pertama: Penghampiran (attending)
       Keterampilan ini merupakan keterampilan Dialog. kemampuan ini merupakan penghampiran isyaratisyarat Verbal maupun Nonverbal contoh dari penghampiran NonVerbal adalah seperti senyuman, perubahan gerak wajah (mimik muka), perubahan gerak badan ataupun lainnya, penghampiran yang bersifat Verbal seperti mengucap salam (sapaan), triakan, ucapan Takjub seperti; waah, woow, cyus, miapa, dll. Hal tersebut merupakan penghampiran awal dimana akan terjadinya interaksi komunikasi dan lawan bicara akan sedikit membuka diri untuk memperhatikan suara atau gerak tersebut sehingga terbukalah interaksi komunikasi.

2. Keterampilan Kedua: Empati
      Keterampilan ini merupakan keterampilan memperhatikan atau menganalisis sesuatu dan memberi respon terhadap apa yang diamati. Hal ini merupakan salah satu keterampilan yang akan menimbulkan Respek balik terhadap lawan bicara. Contoh kalimat Empati " wah kamu cantik deh","aku juga sependapat dengan kamu","benar juga yah","wah...bagus itu","aku mengerti perasaan kamu".dll kalimat-kalimat Empati merupakan sebuah senjata agar lawan bicara dapat percaya dan menghargai ketika kita memberikan respon yang dapat dimengerti dan dirasakan oleh lawan bicara. kalimat-kalimat Empati harus disesuaikan dengan keadaan dan kondisi lawan bicara.

3. Keterampilan Ketiga: Merangkum
      Dalam sebuah komunikasi secara individu atau publik kita harus mampu menyimpulkan dan merangkum alur pembicaraan tersebut (menarik benang merah) dan berusaha mengungkapkan kembali. Strategi Komunikasi ini memberikan efek samping bahwa kita mampu memasuki dan memahami alur serta tofik obrolan/diskusi. Anda akan mendapat celah dalam diskusi tersebut apa lagi ketika apa yang anda rangkumkan sesuai dengan lawan bicara maka anda akan memiliki kesempatan mengungkapkan pikiran dan anda akan memiliki peluang besar agar buah pikiran anda dapat diterima.

4. Keterampilan Keempat: Bertanya
       Bertanya merupakan apresiasi akan ketidaktahuan seseorang atau sebaliknya bertanya dapat menjadikan senjata dalam menjatuhkan seseorang. Dengan Bertanya anda akan menjadi pusat perhatian publik atau ketika anda melakukan komunikasi 4 mata pertanyaan merupakan alat pengali informasi. kemampuan bertanya harus diiringi dengan kemampuan mengatur keras atau lembutnya suara (frekuensi suara/ cepat lambatnya bicara) logat bertanya harus sesuai kondisi dan lingkungan,karena bertanya dapat mengungkapkan maksud anda dan gaya berfikir anda. Sebuah pertanyaan yang bagus itu tidak melebar dan fokus pada apa yang kita ingin ketahui. Pertanyaan yang bersifat konselin harus diperhatikan dengan sangat teliti karena orang tidak akan menjawab ketika pertanyaan anda menumbuhkan ketidak percayaan ataupun sebaliknya anda dapat dianggap musuh (Protecting Self).

5. Keterampilan Kelima: Kejujuran (Genuineness)
      Ketika komunikasi terhadap orang yang sudah mengenal anda maka ketika anda berbicara bohong tidak sesuai dengan kondisi atau apa yang anda lakukan (berbicara tidak apa adanya) maka anda tidak akan memiliki celah dalam berinteraksi ataupun mengungkapkan pendapat serta buah pikir anda. Ketika anda berbicara apa adanya maka orang lain akan memberikan interaksi positif dan celah dalam berbicara akan lebih luas. Hal tersebut akan memberikan anda selalu diberikan celah ataupun diberikan kesempatan dalam berbicara serta setiap ucapan anda akan diperhatikan dan didengarkan.

6. Keterampilan Keenam: Asertif
      Asertif dapat dikatakan sebagai pengakuan, baik pengakuan kemampuan, pengakuan ucapan, ataupun lainnya. Kemampuan tersebut merupakan penghargaan dalam berbicara terhadap lawan bicara maka ketika anda menghargai apa-apa yang dimiliki seseorang akan berdampak anda diberikan celah berinteraksi dan anda akan dilakukan sebaliknya oleh lawan berbicara, tetapi jika lawan bicara tidak mengakui pada kemampuan anda maka anda lebih dapat menguasai lawan bicara untuk dapat dipengaruhi atau pun diajak berfikir sesuai alur buah pikir kita.

7. Keterampilan Ketujuh: Konfrontasi
      Konfrontasi memiliki arti melawan dalam berkomunikasi Konfrontasi merupakan sikap memproteksi diri agar sebuah interaksi dapat dimiliki atau dikuasai. Hal tersebut harus disesuaikan dengan Nada bicara (Keras/Lembut). Ketika orang sudah tidak diberikan kesempatan dalam berinteraksi maka Rata-Rata akan mengeluarkan Nada Tinggi namun hal tersebut merupakan sebuah sisi negatif dalam komunikasi yang akan menimbulkan bentrok fisik. ketika orang yang hebat dalam berkomunikasi maka ia mengkonter lawan bicara dengan strategi yang terarah sehingga kalimat-kalimat yang dibuat lawan bicara dapat menyebabkan menyerang sendiri lawan bicara itu tersebut. Singgungan-singungan lembut biasaanya sering digunakan orang banyak dalam mengkonfrontasi lawan serta menyudutkan lawan bicara agar mental lawan bicara jatuh.

8. Keterampilan Kedelapan: Pemecahan Masalah
      Setiap interaksi yang bersifat problematif akan muncul celah dimana sebuah problem tersebut harus dijawab. Problem-problem yang muncul merupakan kesempatan anda dalam exsistensi diri dalam interaksi komunikasi tersebut. pemecahan masalah yang insfiratif, Solutif dan tepat sasaran yang bersifat sederhana akan mendapat kesempatan yang besar. ketika masalah yang diselesaikan dengan cara rumit maka biasanya sulit diterima oleh semua pihak. Rumit atau tidaknya penyelesaiaan masalah terlontar dari penjelasan si-Problems Solving itu sendiri, bisa saja yang sebenarnya rumit terlihat mudah dalam ucapan-ucapan karena didukung kemampuan merangkum setiap point yang dapat menyelesaikan masalah tersebut. tingkatan keterampilan ini harus didukung oleh keterampilan komunikasi yang lain agar apa yang dipikirkan sesuai dengan ucapan serta dapat dimengerti oleh pendengan sebuah gagasan kita sesuai apa yang ada didalam pikiran si-Problem Solver.

Kamis, 15 November 2012

Metode Bergaul dan Beradaptasi yang cepat dan menguntungkan

Salam....para pecinta ilmu pengetahuan
setelah beberapa tahun menelusuri beberapa komunitas dan beberapa kelompok baik klompok yang berlatar belakang Hobi, Wilayah, Pekerjaan, Pendidikan dan organisasi maka dapat diklasifikasikan trik dan tips bagaimana dapat diterima dengan cepat oleh lingkungan yang baru kita masuki.....

Ada beberapa hal yang anda harus pahami ketika memasuki sebuah komunitas ataupun kelompok diantaranya
1. jenis kelompok tersebut
2. orang-orang yang mendominasi dalam kelompok tersebut (leader/ketua/pentolan)
3. skill yang paling diutamakan dalam kelompok tersebut
4. gaya bicara dan alur pembicaraan dikomunitas atau kelompok tersebut.

semua hal tersebut harus dianalisis dengan cepat karena hal tersebut merupakan sebuah peluang bagaimana dan dari arah mana anda dapat memasuki sebuah komunitas tersebut.
prinsip bergaul adalah mencoba berusaha membaur dan menjadi satu dalam ritmik kebiasaan yang dilakukan dalam komunitas/kelompok tersebut.

sebelum menjadi orang yang paling dibutuhkan maka anda harus memiliki hal seperti dibawah ini
1. anda harus mampu bermanfaat bagi keberadaan kelompok/komunitas tersebut
2. anda dapat menjadi problem solver pada kelompok/komunitas tersebut
3. mampu menumbuhkan kepercayaan dengan menunjukkan beberapa pengorbanan baik tenaga,uang ataupun pemikiran, karena hal tersebut merupakan landasan tumbuhnya kepercayaan.
4. sedikit bersikap sesuai iklim pada kelompok/komunitas tersebut sebelum anda menunjukkan sedikit karakter anda agar anda dapat dimengerti teman disekeliling anda.
5. dan yang terakhir tunjukkan bahwa anda orang yang berkwalitas dibidang yang anda kuasai, bukan sekedar ucapan melainkan lebih tepatnya pada perbuatan.

Retroika berbicara dan mimik wajah sangat dibutuhkan dalam mempengaruhi seseorang, biasanya orang sangat mudah dipengaruhi ketika dalam keadaan bimbang dan penuh keraguan. pada diri manusia ada titik kelemahan ketika sedang mengalami sebuah masalah biasanya ketika anda mendapat kepercayaan untuk mendengarkan keluh kesah yang dilontarkan seseorang atau komunitas maka disana lah celah anda untuk mencoba masuk dan mencoba mendapat tempat duduk dihati mereka.

Banyak teman itu merupakan salah satu kunci dari jaringan maka jika anda mampu bergaul lintas generasi maupun lintas komunitas maka anda akan selalu melihat celah dan kesempatan yang dapat anda pergunakan bagi kepentingan dan keperluan anda, tapi ingatlah sebuah kejujuran dan kepercayaan mahal harganya. anda membagun sebuah kepercayaan berbulan-bulan sampai bertahun-tahun tapi ketika kepercayaan itu telah dinodai maka cukup satu hari meruntuhkan apa-apa yang anda telah bangun.


Jumat, 06 Januari 2012

Hakekat Manusia dalam Perspektif Al-Quran


Problem Base PSycologi dalam alQuran
Banyak sekali kendala bermunculan dari yang meresahkan hati sampai membahayakan jiwa. Sebuah masalah sering muncul disetiap lekukan kehidupan kadang kita sangat membutuhkan motivasi dari orang lain baik dari seorang teman, saudara, orangtua, ataupun Ustadz. Setiap manusia pasti selalu membutuhkan tempat mengadu. Tak ada seorangpun didunia ketika ditimpa sebuah masalah yang hampir mendekati ketahanan mental maka ia akan mencari sebuah sandaran untuk menyandarkan diri ataupun berlindung.  Gambaran tersebut adalah  sebuah kelemahan yang benar-benar sifat dasar dan watak dari manusia itu.
Allah mengambarkan manusia dalam al-Quran
1.      Manusia adalah mahluk berfikir yang disimbolkan dalam istilah “Ulul Albab” “Dialah yang menurunkan Al-Kitab (Al-Qur`an) kepada kamu. Di antara (isi)nya ada ayat-ayat yang muhkamaat itulah pokok-pokok isi Al-Qur`an dan yang lain (ayat-ayat) mutasyaabihaat. Adapun orang-orang yang dalam hatinya condong kepada kesesatan, maka mereka mengikuti sebagian ayat-ayat yang mutasyaabihaat untuk menimbulkan fitnah dan untuk mencari-cari takwilnya, padahal tidak ada yang mengetahui takwilnya melainkan Allah. Dan orang-orang yang mendalam ilmunya berkata, ‘Kami beriman kepada ayat-ayat yang mutasyaabihaat, semuanya itu dari sisi Tuhan kami.’ Dan tidak dapat mengambil pelajaran (darinya) melainkan orang-orang yang berakal.” (Ali Imran: 7)

 2.      Manusia bersifat tergesa-gesa (cenderung ceroboh) “Dan manusia mendo`a untuk kejahatan sebagaimana ia mendo`a untuk kebaikan. Dan adalah manusia bersifat tergesa-gesa.” (al-Israa`: 11)

3.      Manusia adalah maluk yang penuh keluh kesah “ … Ingatlah, hanya dengan mengingat Allahlah hati kita menjadi tenteram.” (ar-Ra’d: 28) “Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya. Maka masuklah ke dalam jamaah hamba-hamba-Ku, dan masuklah ke dalam surga-Ku.” (al-Fajr: 27-30)
 
4.      manusis hakekatnya kikir (Pelit) “... manusia itu menurut tabiatnya kikir....” (an-Nisaa`: 128) “... Dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang-orang yang beruntung.” (al-Hasyr: 9) ... Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak menafkahkannya pada jalan Allah, maka beritahukanlah kepada mereka, (bahwa mereka akan mendapat) siksa yang pedih, pada hari dipanaskan emas perak itu dalam neraka Jahannam, lalu dibakar dengannya dahi mereka, lambung dan punggung mereka (lalu dikatakan) kepada mereka, ‘Inilah harta bendamu yang kamu simpan untuk dirimu sendiri, maka rasakanlah sekarang (akibat dari) apa yang kamu simpan itu.’” (at-Taubah: 34-35) “Dan orang-orang yang telah menempati kota Madinah dan telah beriman (Anshar) sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka mencintai orang yang berhijrah kepada mereka. Dan mereka tiada menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa-apa yang diberikan kepada mereka (orang Muhajirin); dan mereka mengutamakan (orang-orang Muhajirin), atas diri mereka sendiri. Sekalipun mereka memerlukan (apa yang mereka berikan itu). Dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang-orang yang beruntung.” (al-Hasyr: 9)

5.      Manusia Suka Merasa WASWAS “Sesungguhnya, orang-orang yang bertaqwa bila mereka ditimpa waswas dari setan, mereka ingat kepada Allah, maka ketika itu juga mereka melihat kesalahan-kesalahannya.” (al-A’raaf: 201)
6.    Manusia memiliki sifat Bakhil (Perhitungan) “Sekali-kali janganlah orang-orang yang bakhil dengan harta yang Allah berikan kepada mereka dari karunia-Nya menyangka, bahwa kebakhilan itu baik bagi mereka. Sebenarnya kebakhilan itu adalah buruk bagi mereka. Harta yang mereka bakhilkan itu akan dikalungkan kelak di lehernya di hari kiamat. Dan kepunyaan Allahlah segala warisan (yang ada) di langit dan di bumi. Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (Ali Imran: 180) Sebaliknya, orang yang tidak menggunakan hartanya di jalan Allah adalah orang, “yang mengumpulkan harta dan menghitung-hitungnya, dia mengira bahwa hartanya itu dapat mengekalkannya. Sekali-kali tidak! Sesungguhnya, dia benar-benar akan dilemparkan ke dalam Huthamah. Dan tahukah kamu apa Huthamah itu? (yaitu) api (yang disediakan) Allah yang dinyalakan.” (al-Humazah: 2-6)

7.    Manusia Memiliki hawanafsu ., “Dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya, Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha Penyayang,“ (Yusuf: 53). “Maka hawa nafsu Qabil menjadikannya menganggap mudah membunuh saudaranya, sebab itu dibunuhnyalah, maka jadilah ia seorang di antara orang-orang yang merugi.” (al-Maa`idah: 30) “… dan demikianlah nafsuku membujukku.” (Thaahaa: 96) “Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya, maka sesungguhnya surgalah tempat tinggal(nya).” (an-Naazi’aat: 40-41)

8.      Manusia Suka Menyombongkan diri “Dan Tuhanmu berfirman, ‘Berdo`alah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya, orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina.’” (al-Mu’min: 60) “Ketahuilah bahwa sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu.” (al-Hadiid: 20) , “… berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak…,” (al-Hadiid: 20) “Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya, orang-orang yang berbuat riya.” (al-Maa’uun: 4-6) “Tiada suatu bencana pun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauh Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya, yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. (Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berdukacita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri.” (al-Hadiid: 22-23)

9.   Sabar salah merupakan satu karakter dari manusia “Dan untuk (memenuhi perintah) Tuhanmu, bersabarlah.” (al-Muddatstsir: 7) “Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertaqwalah kepada Allah supaya kamu beruntung.” (Ali Imran: 200) “Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk.” (al-Baqarah: 45) “Sekarang, Allah telah meringankan kepadamu dan Dia telah mengetahui bahwa padamu ada kelemahan. Maka jika ada di antaramu seratus orang yang sabar, niscaya mereka dapat mengalahkan dua ratus orang; dan jika di antaramu ada seribu orang (yang sabar), niscaya mereka dapat mengalahkan dua ribu orang dengan seizin Allah. Dan Allah beserta orang-orang yang sabar.” (al-Anfaal: 66) “Kamu sungguh-sungguh akan diuji terhadap hartamu dan dirimu. Dan (juga) kamu sungguh-sungguh akan mendengar dari orang-orang yang diberi kitab sebelum kamu dan dari orang-orang yang mempersekutukan Allah, gangguan yang banyak yang menyakitkan hati. Jika kamu bersabar dan bertaqwa, maka sesungguhnya yang demikian itu termasuk urusan yang patut diutamakan.” (Ali Imran: 186) “Maka bersabarlah kamu, sesungguhnya janji Allah adalah benar dan sekali-kali janganlah orang-orang yang tidak meyakini (kebenaran ayat-ayat Allah) itu menggelisahkan kamu.” (ar-Ruum: 60) “Berapa banyak terjadi golongan yang sedikit dapat mengalahkan golongan yang banyak dengan izin Allah. Dan Allah beserta orang-orang yang sabar.” (al-Baqarah: 249)
10.  Manusia memiliki rasa takut. “Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan, ‘Innaa lillaahi wa innaa ilaihi raaji`uun.’(al-Baqarah: 155-156)

11.  Manusia suka melakukan makar “Dan sesungguhnya mereka telah membuat makar yang besar padahal di sisi Allahlah (balasan) makar mereka itu. Dan sesungguhnya makar mereka itu (amat besar) sehingga gunung-gunung dapat lenyap karenanya.” (Ibrahim: 46)

12.  Manusia SOK Tahu “Mereka orang-orang yang mengatakan (kepada orang-orang Anshar), ‘Janganlah kamu memberikan perbelanjaan kepada orang-orang (Muhajirin) yang ada di sisi Rasulullah supaya mereka bubar (meninggalkan Rasulullah).’ Padahal kepunyaan Allahlah perbendaharaan langit dan bumi, tetapi orang-orang munafik itu tidak memahami. Mereka berkata, ‘Sesungguhnya, jika kita telah kembali ke Madinah, benar-benar orang yang kuat akan mengusir orang-orang yang lemah darinya.’ Padahal kekuatan itu hanyalah bagi Allah, bagi Rasul-Nya dan bagi orang-orang mukmin, tetapi orang-orang munafik itu tiada mengetahui.’” (al-Munaafiquun: 7-8) Mereka menjawab, ‘Mahasuci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami; sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mengetahui lagi Mahabijaksana.” (al-Baqarah: 32)

13.  Suka berputus asa “Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya, Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya, Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (az-Zumar: 53) “… janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya, tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir” (Yusuf: 87)

14.  Suka merahasiakan sesuatu didalam hati Dia mengetahui apa yang ada di langit dan di bumi, dan mengetahui apa yang kamu rahasiakan dan apa yang kamu nyatakan. Dan Allah Maha Mengetahui segala isi hati.” (at-Taghaabun: 4) “Dan rahasiakanlah perkataanmu atau lahirkanlah; sesungguhnya Dia Maha Mengetahui segala isi hati. Apakah Allah Yang menciptakan itu tidak mengetahui (yang kamu lahirkan dan rahasiakan); dan Dia Mahahalus lagi Maha Mengetahui?” (al-Mulk: 13-14) “Tidaklah kamu perhatikan bahwa sesunggunya Allah mengetahui apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi? Tiada pembicaraan rahasia antara tiga orang, melainkan Dialah yang keempatnya. Dan tiada (pembicaraan antara) lima orang, melainkan Dia ada bersama mereka di mana pun mereka berada. Kemudian, Dia akan memberitakan kepada mereka pada hari kiamat apa yang telah mereka kerejakan. Sesungguhnya, Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” (al-Mujaadilah: 7) “Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya.” (Qaaf: 16) “Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya, (yaitu) ketika dua orang malaikat mencatat amal perbuatannya, seorang duduk di sebelah kanan dan yang lain duduk di sebelah kiri. Tiada suatu ucapan pun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir.” (Qaaf: 16-18)

15.  Manusia itu hakekatnya lemah “… manusia dijadikan bersifat lemah” (an-Nisaa`: 28)   “Janganlah kamu berdukacita, sesungguhnya Allah beserta kita.” (at-Taubah: 40)

16.  Manusia itu cinta dunia “Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia dan di sisi Allahlah tempat kembali yang baik (surga). Katakanlah, ‘Inginkah aku kabarkan kepadamu apa yang lebih baik dari yang demikian itu?’ Untuk orang-orang yang bertaqwa (kepada Allah), pada sisi Tuhan mereka ada surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya. Dan (mereka dikaruniai) istri-istri yang disucikan serta keridhaan Allah. Dan Allah Maha Melihat akan hamba-hamba-Nya.” (Ali Imran: 14-15)

17.  Sikap Puas akan sebuah hasil “Sesungguhnya, orang-orang yang tidak mengharapkan (tidak percaya akan) pertemuan dengan Kami, dan merasa puas dengan kehidupan dunia serta merasa tenteram dengan kehidupan itu dan orang-orang yang melalaikan ayat-ayat Kami, mereka itu tempatnya ialah neraka, disebabkan apa yang selalu mereka kerjakan.” (Yunus: 7-8)

18.  Mengikuti orang tua “... apakah agamamu yang menyuruh kamu agar kami meninggalkan apa yang disembah oleh bapak-bapak kami...,” (Huud: 87)

19.   Manusia suka bersyukur “Sesungguhnya, jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.” (Ibrahim: 7)
20.  Manusia Suka berbuat ingkar “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil musuh-Ku dan musuhmu menjadi teman-teman setia yang kamu sampaikan kepada mereka (berita-berita Muhammad), karena rasa kasih sayang; padahal sesungguhnya mereka telah ingkar kepada kebenaran yang datang kepadamu, mereka mengusir Rasul dan (mengusir) kamu karena kamu beriman kepada Allah, Tuhanmu. Jika kamu benar-benar keluar untuk berjihad pada jalan-Ku dan mencari keridhaan-Ku (janganlah kamu berbuat demikian). Kamu memberitahukan secara rahasia (berita-berita Muhammad) kepada mereka, karena rasa kasih sayang. Aku lebih mengetahui apa yang kamu sembunyikan dan apa yang kamu nyatakan. Dan barangsiapa di antara kamu yang melakukannya, maka sesungguhnya dia telah tersesat dari jalan yang lurus.”(al-Mumtahanah: 1)  “Sesungguhnya, telah ada suri teladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengan dia; ketika mereka berkata kepada kaum mereka, ‘Sesungguhnya, kami berlepas diri dari kamu dan dari apa yang kamu sembah selain Allah, kami ingkari (kekafiran)mu dan telah nyata antara kami dan kamu permusuhan dan kebencian buat selama-lamanya sampai kamu beriman kepada Allah saja....” (al-Mumtahanah: 4)
 
21.  Manusia Rendah hati “Dan hamba-hamba Tuhan Yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata yang baik.” (al-Furqaan: 63)

22.  Di dalam Al-Qur`an, manusia digolongkan sebagai makhluk “yang paling banyak membantah” (al-Kahfi: 54). “Dan tatkala putra Maryam (Isa) dijadikan perumpamaan tiba-tiba kaummu (Quraisy) bersorak karenanya. Dan mereka berkata, ‘Manakah yang lebih baik tuhan-tuhan kami atau dia (Isa)?’ Mereka tidak memberikan perumpamaan itu kepadamu melainkan dengan maksud membantah saja, sebenarnya mereka adalah kaum yang suka bertengkar.” (az-Zukhruf: 57-58) “Beginilah kamu, kamu ini (sewajarnya) bantah-membantah tentang hal yang kamu ketahui, maka mengapa kamu bantah-membantah tentang hal yang tidak kamu ketahui? Allah mengetahui sedang kamu tidak mengetahui.” (Ali Imran: 66)

23. Manusia suka mengolok-olok “Hai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain (karena) bisa jadi mereka (yang diolok-olok) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok) dan jangan pula wanita-wanita (mengolok-olok) wanita-wanita lain (karena) bisa jadi wanita-wanita (yang diperolok-olok) lebih baik dari wanita (yang mengolok-olok) dan janganlah kamu mencela dirimu sendiri dan janganlah kamu panggil-memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan ialah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.” (al-Hujuraat: 11) “Kecelakaanlah bagi setiap pengumpat lagi pencela, yang mengumpulkan harta dan menghitung-hitungnya, dia mengira bahwa hartanya itu dapat mengekalkannya. Sekali-kali tidak! Sesungguhnya, dia benar-benar akan dilemparkan ke dalam Huthamah. Dan tahukah kamu apa Huthamah itu? (Yaitu) api (yang disediakan) Allah yang dinyalakan, yang (membakar) sampai ke hati. Sesungguhnya, api itu ditutup rapat atas mereka, (sedang mereka itu) diikat pada tiang-tiang yang panjang. (al-Humazah: 1-9) “... Janganlah kamu mencela dirimu sendiri dan janganlah kamu panggil-memanggil dengan gelar-gelar yang buruk....” (al-Hujuraat: 11)

Mendidik Anak Menjadi Dewasa


Pendahuluan

      Segala puji hanya kepada Allah SWT, sholawat serta salam selalu tercurah kepada Nabi Akhir zaman Muhammad SWT. serta para pengikutnya yang selalu setia menegakkan kebenaran dan selalu berusaha menjaga kemurnian syariatnya. Setiap hari manusia berharap agar cita-cita dan apa yang diinginkan tercapai namun semua itu perlu latihan yang teramat panjang, dan orang tua harus menjadi pelatih yang baik bagi perkembangan anak agar cita-cita dan harapannya tergapai dengan tangan-tangan mereka sendiri. Banyak sekali ilmu psykologi yang beredar tentang pembahasan sikap dan tindakan yang harus diambil untuk mempelajari watak dan sifat manusia. Semoga Allah SWT Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang yang selalu menunjukkan jalan yang lurus kepada hamba-hambanya yang mau berusaha mencari sebuah kebenaran serta kebajikan.
     Sebenarnya manusia selalu diberikan petunjuk dan jalan untuk mengambil keputusan dan tindakan namun sedikit sekali manusia yang melihat fenomena alam sebagai petunjuk oleh sebab itu isi dari buku ini hanyalah beberapa seketsa kehidupan yang mungkin terlupakan dan terabaikan.
     Lihat dan amati lingkungan sekitar untuk mendidik anda agar lebih memahami bagaimana pelajaran yang sesuai bagi keluarga anda, lepaskan keegoisan anda sejenak untuk menghirup udara segar dari lingkungan social maupun interaksi alam agar anda lebih terinspirasi mengambil segala tindakan yang menurut anda benar dan membuat anda lebih piawai dalam mendidik anak.

Ada beberapa yang harus diperhatikan dalam mendidik anak diantaranya:
  1. Pahami Keturunan anda dan pasangan anda
  2. Amati lingkungan social sekitar anda
  3. Lihat dan sering-seringlah berinteraksi dengan teman-teman sepergaulan anak anda
  4. Berilah pengertian bukan batasan
  5. Berikanlah sanksi jika melanggar perjanjian
  6. Berikanlah hadiah (Reward) tanpa dia sadari
  7. Berusahalah menjadi orang tua yang dikagumi anak bukan ditakuti
  8. Yang paling utama adalah berikan contoh sikap, ucapan dan tingkah laku yang baik pada diri anak Tersebut