Rabu, 26 Desember 2012

Konsep 5 pola Pikiran Untuk Masadepan

Judul Buku: Five Minds For The Future (Lima Jenis Pikiran Yang Penting Untuk Masa Depan)
Pengarang: Howard Gardner
Hak Cipta Penerjemah: PT Gramedia Pustaka Utama
Jakarta 2007
halaman 158-162

1. Pikran Terdisiplin
    Menggunakan Cara-cara Berfikir yang berkaitan dengan disiplin akademis utama (sejarah, matematika,   sains, seni, dan sebagainya.) dan berbagai profesi utama (hukum, kedokteran, manajemen, keuangan, dan lain-lain serta seni dan keterampilan); mampu mengerahkan diri dengan rajin, melakukan perbaikan terus-menerus, dan melanjutkan pendidikan hingga melampoui pendidikan formal

Contoh (Pendidikan Formal) : Menguasai sejarah, Matematik, Sains, dan subjek-subjek penting lainnya; menyelesaikan pelatihan profesional
Contoh (Tempat Kerja) : Melanjutkan Penguasaan peran profesional atau pekerjaan, mencakup penguasaan ketajaman disipliner atau antar disipliner tambahan
Priode Pengembangan : Dimulai masa remaja; berlanjut sebagai pembelajaran seumur hidup.
Bentuk-bentuk palsu : Mengakui kepakaran tanpa pelatihan satu dekade atau lebih; mengakui secara kakuberbagai prosedur tanpa tujuan dan batasan disiplin dan bidang-bidang di mana pemikiran harus fleksibel dan kepatutan umum tidak sesuai; memalsukan persiapan atau penampilan.

2. Pikiran Menyintesis
    Memilih informasi krusial dari kelimpahan yang tersedia; merangkai informasi itu sedemikian rupa sehingga mudah dimengerti diri sendiri atau orang lain

Contoh (Pendidikan Formal) : Mengerjakan befbagai tugas dan ujian di sekolah dengan mengorganisasi materi sedemikian rupa sehingga bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain (terutama bagi sang penilai)
Contoh (Tempat Kerja) mengenali informasi/keterampilan baru yang penting dan kemudian menggabungkannya dengan pengetahuan dan keteramilan profesional yang sudah dimiliki.
Priode Pengembangan : Dimulai pada masa kanak-kanak. dalam situasi yang terbaik; dilakukan secara lebih cermat dari waktu ke waktu; berlangsung tanpa henti seiring pertambahan pengetahuan baru yang perlu dicerna dan diorganisasi.
Bentuk-bentuk Palsu : Memilih materi yang tidak terorganisasi; menawarkan perpaduan yang tidak bisa dipertanggungjawabkan ketika diteliti, baik oleh diri sendiri maupun orang lain yang berpengetahuan; metode pengorganisasian yang tidak tepat; tidak punya sikap organisasi; intisari yang menampilkan "pengumpulan" berlebih atau "perpecahan" yang terlalu mendetail.

3. Pikiran Mencipta
    Keluar dari pengetahuan dan sintesis guna mengajukan pertanyaan baru, menawarkan solusi baru, menghasilkan karya yang melebarkan jangkauan aliran yang ada atau merancang aliran baru; penciptaan didasarkan atas disiplin yang mapan dan menuntut adanya "lapangan" yang terinformasi sehingga bisa menilai mutu dan keberterimaan.

Contoh (Pendidikan Formal) : Keluar dari tuntutan sekolah guna mengajukkan pertanyaan baru; merancang produk dan proyek sekolah yang tak terduga tetapi sesuai.
Contoh (Tempat Kerja) : Berfikir diluar kotak dengan mengajukkan saran untuk menjalankan praktik dan produk baru, menjelaskannya, mencari dukungan dan persetujuan; bagi pemimpin, merancang dan mngejar visi baru.
Priode Pengembangan : Kepribadian yang kuat mulai berkembang pada usia dini hal tersebut merupakan pengajuan tantangan yang berpengetahuan terhadap ketradisionalan dilakukan setelah menguasai, setidaknya sebagian, pemikiran terdisiplin dan menyintesis.
Bentuk-bentuk Palsu : Menawarkan inovasi yang sebetulnya hanyalah variasi dari pengetahuan yang sudah lama ada atau pergeseran tajam yang mungkin baru tapi belum diterima oleh lapangan pengetahuan yang bersangkutan.

4. Pikiran Merespek
    Memberikan tanggapan yang bersimpati dan konstruktif terhadap bebagai perbedaan antara individu dan antara kelompok; berupaya memahami dan bekerja sama dengan orang-orang yang berbeda; menjangkau lebih dari sekedar toleransi dan ketepatan politik.

Contoh (Pendidikan formal) : Berupaya memahami dan bekerja sama secara efektif dengan teman, guru, dan staf, tidak soal apa latar belakang dan sudut pandang mereka.
Contoh (Tempat Kerja) : Bekerja sama secara Efektif dengan teman, penyelia, Pegawai, tidak ada masalah tentang latar belakang dan setatus mereka; mengembangkan kemampuan memaafkan.
Priode Pengembangan : Lingkungan yang mendukung harus tersedia sejak lahir; disekolah, pekerjaan, dan media, para panutan (yang positif dan yang negatif) krusial.
Bentuk-bentuk palsu : sekedar memperlihatkan toleransi, tanpa ada upaya untuk memahami atau bekerja sama secara lancar dengan orang lain; menghormati orang yang wewenang dan setatusnya lebih tinggi tapi mengecam, merendahkan, mencemooh, atau mengabaikan orang-orang yang wewenangnya lebih rendah; menyamarkan seluruh anggota kelompok, tanpa mencermati mutu individu tertentu.

5. Pikiran Etis
    Mengonsep corak-corak krusial dari peran seseorang ditempat kerja dan peran seseorang sebagai warga dan bertindak konsisten dengan apa yang dikonsepkan itu; berupaya menjalankan pekerjaan yang baik dan kewargaan yang baik.

Contoh (Pendidikan Formal) : mencerminkan peran sebagai siswa atau sebagai profesional masa depan dan berupaya memenuhi peran itu secara tepat dan bertanggung jawab.
Contoh (tempat kerja) : mengetahui nilai-nilai inti dari profesi yang dijalankan dan berupaya memelihara nilai-nilai itu serta mewariskannya, bahkan jika terjadi peruahan yang cepat dan tak terduga; dengan kematangan, menjalankan peran sebagai orang yang dipercaya untuk mengurus suatu wilayah dan bersedia untuk berbicara meskipun mengalami kerugian pribadi; mengenali tanggung jawab sebagai warga suatu komunitas, wilayah, negara, dan dunia, dan menjalankan semua tanggung jawab tersebut.
Priode Pengembangan : Menunggu sampai tiba waktunya ketika sang individu bisa berfikir secara konseptual, abstrak, tentang peran seorang pekerja dan seorang warga; bertindak etis menandakan kekuatan karakter; mungkin membutuhkan hubungan suportif secara horizontal dan vertikal, serta pembiakan berkala.
Bentuk-bentuk Palsu : Menyuarakan pekerjaan yang baik dan bertanggung jawab tetapi tidak memperlihatkan hal itu lewat tindakan sendiri; memperaktikan etika dalam arena yang kecil tapi bertindak tanpa tanggung jawab dalam bidang yang lebih besar (atau sebaliknya); mengompromikan kepatutan dalam jangka pendek atau panjang.

1 komentar: